Banyak di antara kita yang merasa terpuruk dalam kehidupan ini. Berbagai usaha telah dilakukan, namun hasilnya tidak memuaskan. Atau, banyak juga yang mengalami kesialan. Bisa jadi, Anda perlu "meruwat" diri Anda dengan prosesi rahasia ini. Seperti apa...????
SENGKOLO berarti kesialan dalam hidup. Dalam mistik Kejawen dikatakan bahwa penyebab Sengkolo ada berbagai macam. Ada Sengkolo yang sudah dibawa sejak dilahirkan (ini biasanya akibat perbuatan jelek yang dilakukan bapak/ibu ketika Anda dalam kandungan), ada sengkolo akibat perbuatan tidak baik kepada orang lain di masa sekarang, ada sengkolo yang sengaja dilakukan orang dengan tujuan jahat karena bermusuhan dengan kita, dan masih ada berbagai sebab lainnya.
Untuk menghilangkan Sengkolo, maka perlu dilakukan ruwatan. Nah, yang terekam dalam benak banyak orang ketika mendengar "ruwatan", maka biasanya selalu identik dan mengarah kepada suatu prosesi atau ritual pembersihan energi ataupun aura negatif, yang tujuannya membantu seseorang terlepas dari berbagai persoalan dan kesulitan hidup. Dipercaya, dengan jalan ruwatan ini maka akan meningkatkan kesuksesan usaha dan perkembangan karier, menghilangkan kesialan dalam diri, dan mencapai ketenangan hidup.
Pengertian ruwatan dalam bahasa Jawa Kuno, sesungguhnya bersumber dari kata dasar "ruwat" yang berarti lebur (melebur) atau membuang. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata "ruwat" berarti : 1. Pulih kembali dari sebagai keadaan semula, 2. Terlepas (bebas) dari nasib buruk yang akan menimpa. Sementara bila diberi imbuhan "me" sehingga menjadi "meruwat", maka dalam KBBI berarti: 1.Memulihkan kembali kepada keadaan semula; dan 2. Membebaskan orang dari nasib buruk yang akan menimpa. Sementara kata-kata "ruwatan" dalam KBBI berarti upacara pembebasan orang dari nasib buruk yang akan menimpa.
Nah, dalam penafsiran mistik Kejawen, ruwatan adalah salah satu cara untuk melepaskan diri dari dominasi energi negatif yang dalam bahasa Jawa Kuno disebut Sengkolo dan Sukerta. Orang yang diruwat adalah orang yang ingin menghilangkan energi negatif (kesialan) berupa sengkolo dan sukerta yang melekat pada dirinya. Sengkolo atau sukerta itu biasanya sebagai efek dariu dosa dan kesalahan yang diperbuatnya atau dalam istilah lain disebut karma, atau tulah.
Ruwatan dalam Tradisi Islam
Pada zaman sebelum Islam berkembang maju di tanah Jawa, ruwatan biasanya dilakukan untuk melepaskan diri dari sengkala dan sukerta akibat murka Dewa Batarakala. Tanda kemurkaan Batarakala terhadap diri seseorang yang dinyatakan mendapat sengkala dan sukerta adalah kesulitan rejeki, kesulitan jodoh, sakit-sakitan, dan sebagainya yang berbau negatif.
Versi lain yang hampir sama, ruwatan itu sebenarnya kepercayaan non Islam yang berlandaskan cerita wayang. Ruwatan artinya upacara membebaskan ancaman Batarakala, raksasa pemakan manusia, anak Bataraguru atau raja para dewa. Batarakala adalah raksasa buruk rupa jelmaan dari sperma Bataraguru yang berceceran di laut setelah gagal bersenggama dengan permaisurinya, Betari Uma, ketika bercumbu di langit sambil menikmati terang bulan. Betarakala gemar memakan manusia yang dilahirkan dalam kondisi tertentu, seperti kelahiran yang menurut perhitungan kepercayaan tertentu akan mengalami penderitaan (sukerta), juga yang lahir dalam keadaan tunggal (ontang-anting), kembang sepasang (kembar), sendang apit pancuran (laki, perempuan, laki), dan lain-lain.
Bagi kita orang islam, bila kita memahami benar inti dari tujuan ruwatan itu dilakukan, maka kita akan menemukan bentuk penyimpangan yang akan merusak akidah ke-Islaman kita. Orang-orang terdahulu melakukan ruwatan dengan tujuan agar terhindar dari kutukan Betarakala (dewanya orang-orang Hindu). Apabila kita sebagai orang Islam melakukan ruwatan dengan tujuan seperti itu, sesungguhnya kita telah berbuat syirik, artinya, ketakutan dan penghidmatan kita tidak dialamatkan kepada Allah SWT, hal itu berarti kita telah musyrik.
Allah telah berfirman, "Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar," (An-Nisa ;48)
Jika kita mempercayai adanya kesialan akibat pertanda pada tubuh, kelahiran, tanda-tanda alam, dan semacamnya maka dia telah melakukan tathayyur dan ini merupakan bentuk kesesatan. Rasulullah SAW telah bersabda: "Dari Imran bin Hushain RA, ia berkata: 'Rasulullah SAW bersabda: 'Bukan termasuk golongan kami yang melakukan atau meminta tathayyur (menentukan nasib sial berdasarkan tanda-tanda benda, burung, dan lain-lain, yang meramal atau yang minta diramalkan, yang menyihir atau yang meminta disihirkan dan barang siapa yang mendatangi peramal dan membenarkan apa yang ia katakan, maka sesungguhnya ia telah kafir terhadap wahyu yang diturunkan kepada Muhammad SAW," (HR. Al-Bazzaar, dengan sanad jayyid).
Namun, ada ruwatan Islami yang dalam prakteknya berpedoman pada syariah Islam, dengan tujuan membersihkan sesuatu yang diruwat itu dari aura yang berpengaruh negatif, baik yang ditimbulkan oleh sesuatu bersifat internal itu adalah bersumber dari sikap dan perilaku yang diruwat. Sedangkan yang bersifat eksternal bisa bersumber dari luar yang sifatnya mistis.
Pola yang dapat dilakukan dalam ruwatan ini sebetulnya jauh dari konteks ruwatan yang umum dilakukan. Sejatinya, prosesi ritual atau aktivitas spiritual dengan tujuan membersihkan , merevitalisasi sesuatu dari pengaruh aura/energi negatif yang berpengaruh negatif itu hanya meminjam istilah "ruwatan" saja, pada prakteknya ruwatan yang dilakukan tidak menyimpang dari ajaran Islam.
Nah, ritual mandi rempah dengan "Asma' Khotam Sulaiman" ini, saya yakini sebagai sebuah usaha pembuka jalan untuk menjemput kesuksesan, sekaligus pereda kecewa bila keberhasilan belum tercapai. Maka, jemputkan kesuksesan diri Anda dengan ritual batiniah yang sangat rahasia dan besar manfaatnya ini.
Lantas, seperti apakah kunci-kunci ritual mandi rempah dengan "Asma' Khotam Sulaiman" tersebut? Berikut saya uraikan rinciannya....
KUNCI PERTAMA
Lakukanlah mandi jinabah (mandi junub) untuk menghilangkan hadats besar yang melekat dalam jiwa raga Anda. Sangat dianjurkan mandi jinabah ini dilakukan pada hari Kamis menjelang Magrib ( malam Jum'at Pon), setelah pada hari Kamisnya Anda melakukan puasa sunnah.
Cara mandi jinabahnya adalah dengan berniat seperti biasa, yaitu : "NAWAITUL GUSLA LI ROF'IL HADASIL AKBAR FARDHOL LILLAAHI TA'ALA". Baru setelah itu mandi dengan meratakan air ke seluruh tubuh, termasuk berkumur dan membersihkan hidung dan kuping.
Ingatlah, jika seseorang menyiramkan air secara merata ke seluruh tubuhnya, maka hilanglah hadats besarnya dan sempurnalah kesuciannya, karena Allah SWT berfirman, "Jika kamu junub maka mandilah" (Al-Maidah :6).
Setelah mandi jinabah, siapkan pula air di dalam bak untuk melakukan "Mandi Cahaya" atau "Mandi Nur Illahi" sebagai bagian kesempurnaan dari amalan "Asma' Khotam Sulaiman". Namun harus diingat, "Mandi Nur Illahi" ini harus juga dengan menggunakan rempah-rempah khusus. Maksudnya, air di dalam bak tadi harus diberi rempah-rempah yang telah dirituali dengan doa-doa mustajabah. Secara logis hal ini dapat dimaknai juga sebagai usaha untuk memperbaiki kualitas peredaran darah, sehingga pada gilirannya akan memberikan efek pancaran aura agar mengalirkan energi positif dalam diri kita, sehingga oleh sebab itu keberuntungan senantiasa mengiringi setiap langkah kita.
Disamping itu juga berguna untuk menghilangkan berbagai macam sengkolo, juga untuk menyegarkan tubuh agar lebih segar dan fresh. Rempah-rempah dimaksud terdiri dari : Akar wangi, Mawar, Kayu Cendana, Bidara Laut, Pulosari, Kelebet, Daun Delem, temulawak, Lerak, Kayu Cang, Bunga Pala, Kapulaga, Pekak, Kayu manis, dan Cengkeh.
Setelah itu lakukanlah Mandi Cahaya atau Mandi Nur Illahi dengan diawali membaca doa berikut ini :
Bismillaahirrohmaanirrohiim. Mandi Nur Mandi Hayati. Mandi Hidup Tiada Mati. Mandi Panikem Mandi Cahayaku. Cahaya di dalam cahaya di luar. Mandi Berkat Doa Cahaya. Laa ilaha illaallah Muhammadarrasulullaah.
Bacalah doa di atas 3 kali, kemudian mandi dengan air rempah khusus tersebut.
KUNCI KEDUA
Setelah selesai mengamalkan Kunci Pertama, malam harinya (sekitar pukul 12 ke atas), Anda diharuskan bangun untuk menunaikan shalat Hajat Khusus . Yang dimaksud Shalat Hajat Khusus di sini adalah shalat Hajat 2 rakaat dengan ketentuan pada rakaat pertama setelah Al-Fatehah membaca surat Al-Kafirun sebanyak 11 kali, dan pada rakaat kedua, setelah membaca Al-Fatehah, membaca surat Al Ikhlas sebanyak 11 kali juga.
Selepas salam bacalah "Asma' Khotam Sulaiman" sebanyak 21 kali. Berikut "Asma' Khotam Sulaiman" tersebut :
Bismilaahirrohmaanirrohiim. Wa khootamu Sulaimaana 'alaa lisaani faman takkalamtu ilaihi qodhoo haajati.
KUNCI KETIGA
Berikutnya Anda harus mengamalkan "Asma' Khotam Sulaiman" tersebut setia hari selama 21 hari tanpa putus, dengan membacanya minimal sebanyak 21 kali pula. Paling afdhol jika dilakukan ba'da shalat Isya atau menjelang tidur.
KUNCI KEEMPAT
Jika Anda sudah menjalankan Kunci Pertama hingga Kunci Ketiga, maka Insya Allah Anda telah menjadi seorang Masin Aini. Artinya, apa saja keinginan dan perkataan Anda (selagi dalam keridhoan Allah SWT) akan diperhatikan oleh orang lain. Ringkasnya, setiap orang yang Anda ingini akan respek terhadap diri Anda.
Selanjutnya, lakukanlah Kunci Keempat ini sebagai amalan harian Anda agar menjadi Insan yang Qobul Hajat atau cita-cita dan keinginan baiknya akan selalu terkabul.
Caranya mudah saja, yakni dengan melakukan ritual Mandi Cahaya atau Mandi Nur Illahi. Doanya sama seperti di atas, hanya saja tidak perlu lagi menggunakan rempah-rempah khusus, melainkan cukup dengan air biasa saja. Lakukanlah setiap mandi pagi dan petang, dengan terlebih dahulu membaca doanya sebanyak tiga kali.
Ketika akan memulai aktivitas pekerjaan sebelum keluar rumah, seperti ke kantor, berdagang, atau apa saja, maka mulailah dengan membaca "Asma Khotam Sulaiman" seperti dibeberkan di atas. Cukup dibaca sekali saja.
Demikianlah uraian Mandi Rempah untuk Menghilangkan Sengkala Kehidupan. Mudah bukan? Yang terpenting, Anda harus bersungguh-sungguh dalam melakukan ritual ini. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin ya robbal 'alamin....