Tak ada wanita yang kuasa menolak cinta dari pemilik aji pengasihan tingkat tinggi yang satu ini. Dia pasti akan bertekuk lutut. Jika tidak dinikahi, maka si wanita akan kehilangan akal sehat alias gila....
Cinta itu buta, demikian kata pepatah. hal ini pula yang pernah menimpa Dimas, sebut saja begitu, lajang yang kehidupan keluarganya pas-pasan. Ia tengah mabuk kepayang mendambakan cinta Asti. Banyak pemuda yang menaruh hati dan cintanya pada gadis tinggi semampai dengan lesung pipit di pipinya ini. Mereka ingin menjadikan Asti sebagai pendamping hidup. Labuan jiwa dan raga.
Tetapi sungguh Asti gadis yang sangat keras hatinya. Ia tak mudah membuka bilik hatinya untuk menerima cinta atau jatuh cinta kepada cowok-cowok yang antri ingin menjadi kekasihnya. Asti bertekad tidak ingin berpacaran, sebab ia ingin berkonsentrasi pada kuliahnya yang baru taraf semester tiga.
Tak kalah dengan kerasnya tekad dan pendirian Asti, Dimas pun tak mudah menyerah pada keadaan. Malam Minggu itu, ia nekad bertandang ke rumah Asti. Ia berharap cewek itu mau menerimanya dan bisa menjadi teman ngobrol yang mengasyikan. Namun, harapan Dimas nihil. Kunjungan ini tidak mendapat tanggapan yang semestinya. Asti tidak mau menerimanya. Ia malah pergi dengan teman-temannya.
Dimas benar-benar sangat tersinggung. Hatinya dipenuhi rasa dendam. Tekadnya hanya satu, ia harus bisa mendapatkan cinta Asti. Dalam kekecewaan, ia menemui kakeknya, seorang tokoh kebatinan kondang yang tinggal di salah satu desa di lereng Gunung Lawu.
Hari itu Dimas naik bis dari Semarang menuju kampung tempat kakeknya tinggal. Setelah mengutarakan maksud kedatangannya, sang kakek berniat akan mewejangkan Aji Pengasihan Layang Sukma, satu jenis ilmu pengasihan tingkat tinggi yang tergolong langka. Syaratnya cukup tegas, Dimas harus bersedia menikahi wanita yang dipeletnya. Menurut kitab kuno, bila hal itu tak dilaksanakan oleh Dimas, maka si wanita akan gila.
Karena begitu mencintai Asti, Dimas menerima berbagai persyaratan yang dituturkan oleh sang kakek. Singkatnya, Dimas pun akhirnya berhasil mempersunting Asti sang bunga desa dan keduanya hidup bahagia dengan anak-anaknya.
Warisan Sunan Kalijaga
Ilustrasi cerita di atas adalah salah satu dari kehebatan Ilmu Pengasihan Layang Sukma. Menurut tutur, ilmu ini merupakan penemuan sekaligus warisan dari Kanjeng Sunan Kalijaga. Ceritanya, saat Sunan Kalijaga mengembara untuk melakukan syiar Islam dan bertapa brata di tepian Bengawan Solo. Sudah barang tentu, beliau mewariskan ilmu ini kepada para pengikutnya yang terpilih. Agaknya ini pulalah yang menyebabkan kenapa ilmu ini menjadi amat langka.
Untuk menguasai ilmu pengasihan tingkat tinggi dan langka ini bukanlah hal yang mudah. Ujian fisik maupun mental yang lumayan berat harus mampu dijalani. Nah, inilah syarat yang harus dipenuhi :
- Dimulai pada malam Selasa legi (manis-Jw). Lakukanlah mandi keramas dengan bunga tujuh rupa, maksudnya sebagai sarana untuk penyucian seluruh anggota badan dan merangsang energi yang ada dalam tubuh untuk bangkit.
- Puasa Mutih (makan dan minum hanya nasi dan air putih), selama tujuh hari tujuh malam.
- Selama melakukan puasa, tiap tengah malam atau pukul 00.00 harus keluar rumah untuk melakukan meditasi. Di dalam meditasi itu kita harus membayangkan wajah wanita yang dituju sambil membaca mantera yang tersebut di bawah ini :
"BismillaahirrohmanirrohiimNiat ingsun mutih sajatine eling ingsun,
Layang-layang sukma dadiya rewang,
Bubar jeka sira tangiya,
Aja padha lunga nganglang lah dhingina
Lungguha lemah kang panas,
Ancik-ancika carang lapisan,
Ngungsiya kayu watu, kacandak dening pujuku,
Duweya iman sarengat, lumambate kayu mati,
Ndhelika ngareng kayu badhati,
Mung swaraku kaya udan sinemeni,
Iya iki swarane pujiku ingsun ngadek tengah bener,
Njupuk kukusing sadaku lanang tak
pecutake jabang bayine .....(sebut namanya)
Nurut marang aku,
Ingsun pandhang ngengleng,
Ingsun tinggal kangen,
Ingsun cedhaki dhemen,
Teka welas asih marang aku ya atas
kersaning Gusti Allah.
Demikianlah kupasan seputar Aji Pengasihan Layang Sukma. Semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan dalam telaah budaya spiritual Nusantara.
NB : Mohon maaf jika ada salah penyampaian atau salah ketik. Mohon untuk diberitahu pembetulannya..