Yang satu ini merupakan jimat pelet dan pengasih paling langka diketahui awam. Selain berkesan naif, media pengasihan ini juga sangat sulit memperolehnya, meski khasiatnya cukup mumpuni dan gampang menggunakannya. Siapa pun bisa memakainya.....!!!
SLILIT SMARAJAGO, media pelet ini tidak hanya dikenal dan dimanfaatkan oleh penduduk di pulau Jawa, melainkan sudah dikenal sejak jaman lampau, baik oleh penduduk pedalaman pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, bahkan oleh beberapa bangsa manca negara seperti : Thailand, Burma, Filipina, dan lainnya. Mungkin, hanya nama dan pengistilahannya saja yang berbeda. Kaum sepuh di Jawa yang masih kukuh bertahan pada adat tradisi leluhurnya, membeberkan riwayat awal mula keberadaan pelet alam Slilit Smarajago ini sebagai berikut :
Pelet ini dipopulerkan pertama kali oleh Warok Gede Agung Ayun. Salah seorang kerabat dekat Calon Arang dari kerajaan Galuh di kawasan Jenggala, Kediri masa lampau.Warok berdarah bangsawan pakar teluh keturunan Bali ini, dikenal juga sebagai Warok Gaja Agul karena kesenangannya memuja patung Ganesha yang berwujud manusia berkepala gajah. Dijuluki Warok, karena dia adalah salah satu murid kesayangan Warok Singoludan, salah seorang Empu Warok yang sangat terkenal di jamannya.
Konon, Warok Gaja Agul memasang sebuah susuk ampuh dari bahan kayu manahun (berupa fosil serpihan kayu berusia ribuan tahun) pada dirinya. Selain berfungsi sebagai pagar pelindung badannya sehingga kebal dan sakti mandraguna, ternyata susuk tersebut mampu membuat dirinya digandrungi oleh seriap wanita yang dijumpainya. Akibatnya, Warok Gaja Agul ini, juga dikenal sebagai cassanova paling urakan di jamannya.
Karena kebejadannya yang sering menodai gadis-gadis, maka Gaja Agul dikutuk oleh gurunya menjadi seekor ayam jantan hitam mulus yang teramat jelek. Ayam tersebut kemudian dinamai Chimanik, ayam hitam yang sekarang dikenal sebagai ayam cemani. Sedangkan untuk membuang kesaktiannya, susuk dari bahan manahun yang pernah dihadiahkan sang guru kepada Warok Gaja Agul dicabut dari tubuhnya dan dibuang.
Tentu saja Gaja Agul yang telah berubah menjadi seekor ayam hitam bernama Chimanik ini benar-benar merasa sedih dan kecewa, sekaligus merasa kehilangan susuk pusaka andalannya itu. Maka (konon) sejak kejadian itu, iapun selalu melanglang buana kian kemari untuk menemukan kembali susuk pusakanya itu. Serpihan kayu demi serpihan kayu yang ditemukannya dipatuk-patuknya dengan paruhnya.
Sementara itu sifat asli Gaja Agul yang suka sekali menaklukkan dan mempermainkan lawan jenisnya demi memuaskan nafsu birahinya ternyata tidak surut juga, meskipun ia telah berubah menjadi seekor ayam jantan berbulu hitam yang sangat jelek. Akhirnya, pekerjaan mematuk dan menggigit-gigit serpihan kayu menjadi kebiasaan mengasyikkan tersendiri baginya, meski susuk kayu manahun yang dicarinya tidak pernah ditemukan lagi hingga akhir hayatnya.
Jimat Penakluk
Nah, sekarang ada satu pertanyaan sulit dijawab hingga detik ini, siapa sebenarnya orang yang pertama kali meniru kebiasaan ayam Cemani jelmaan Gaja Agul yang dikutuk ini yang senang memulung bekas serpihan kayu yang dipatuk dan digigit-gigitnya, dalam upaya menundukkan para ayam betina di sekitarnya. Dan uniknya, bahkan hampir tiada terpikir oleh akal sehat, konon cara tersebut juga berkhasiat ampuh bagi manusia yang ingin menaklukkan lawan jenisnya. Terutama dalam konteks ini pria yang berkeinginan menundukkan wanita idaman hatinya.
Caranya pun cukup mudah, yaitu :- Amatilah gerak-gerik seekor ayam jantan dewasa dalam mencari perhatian para ayam berina di sekitarnya.
- Bila ayam jago itu sedang mematuk-matuk sesuatu, perhatikan dan pastikan apakah sepotong serpihan kayu kecil yang dipatoknya, lalu digigit-gigitnya sambil berkotek-kotek.
- Bila memang benar serpihan kayu, dan ternyata para ayam betina di sekitarnya segera datang mengerubutinya dan dengan mudahnya dikawininya satu persatu, maka hal ini menandakan bahwa serpihan kayu itu memang yang dinamai pelet Slilit Smarajago dan sungguh-sungguh berkhasiat ampuh, baik oleh lelaki maupun wanita, untuk dipergunakan sebagai media pelet memelet.
- Amatilah dengan cermat, dimana ayam jago meninggalkan serpihan kayu itu.
- Setelah para ayam itu pergi, maka ambillah serpihan kayu tadi. Simpan baik-baik. Ingat, jangan dicuci terlebih dahulu. Tentunya slilit smarajago dimaksud siap digunakan kapan saja dan terhadap siapapun serta dimanapun, meski kita sendiri tidak tahu nama lawan jenis yang kita minati, juga walaupun kita tidak mengenalinya. Yang penting asal mereka berada dihadapan kita.
- Cara menggunakannya ialah dengan menggigit-gigit kecil dengan gigi, seperti layaknya kita menyelipkan slilit (tusuk gigi) di mulut, dan mempermainkannya dengan gigi-geligi. Tapi hal ini jangan sampai kentara di hadapan lawan jenis yang kita incar. Lakukan sambil menatap tajam kedua matanya.
- Kerjakan terus sampai si dia yang kita incar memperhatikan dan memandang wajah kita dengan tatapan sepasang matanya. Lalu senyumlah kepadanya.
Bila ternyata kemudian dia pun membalas senyum kita, maka artinya slilit smarajago benar-benar berkhasiat. Perhatikan secara seksama pandangan matanya kepada kita yang penuh harap dan gejolak birahi. Selanjutnya ? Anda pasti tahu sendiri.
Yang pasti, jika metode pelet-memelet yang nampaknya sangat naif ini benar-benar terbukti, Anda tidak perlu surpraise. Dan jika selanjutnya Anda bertindak di luar norma-norma agama dengan memanfaatkan sarana pelet ini, tentu Anda sendiri yang akan menerima konpensasinya. Jelasnya, pelet ini jangan sampai disalahgunakan.
ADS HERE !!!