Diantara manusia ada yang diuji dengan sakit. Ada diantaranya yang menghadapinya dengan keluh kesah meskipun sakitnya tidak seberapa. Dan ada diantaranya lagi, yang menghadapinya dengan menikmati sakit dengan penuh kesabaran dan keridhoan....
Kesehatan menjadi aset penting bagi kita. Sayangnya, akibat himpitan berbagai persoalan hidup, terutama masalah ekonomi, maka banyak di antara kita yang kemudian mengalami stress. Padahal, stress inilah yang menjadi penyebab utama datangnya berbagai macam penyakit, disamping juga karena pola hidup yang salah.
Dalam salah satu haditsnya, Kanjeng Nabi Muhammad SAW, bersabda, "Kondisi sehat dan waktu luang adalah dua nikmat yang Allah berikan kepada manusia, namun sering mereka lupakan".
Dari hadits ini, ada dua pesan yang ingin disampaikan Baginda Rasul. Pertama, kita sebagai manusia hendaknya senantiasa menyikapi segala keadaan yang kita alami sebagai sebuah nikmat dari Allah SWT. Karena itu, harus disadari bahwa ada sesuatu yang harus dilakukan sebagai wujud rasa terima kasih kita kepada Allah SWT, baik ketika kita dalam keadaan sehat maupun sakit. Kedua, hendaknya kita sebagai manusia mempergunakan kesempatan atau waktu luang untuk melakukan hal-hal yang positif bagi diri kita dan bermanfaat bagi orang lain. Kebanyakan dari kita mungkin terlalu sibuk dengan urusan-urusan duniawi sehingga melupakan hal-hal yang berkaitan dengan akhirat. Seakan tidak ada waktu untuk beribadah kepada Allah SWT, melainkan hanya ada waktu untuk memperoleh materi duniawo semata.
Kesehatan dan kesempatan adalah dua hal yang sering membuat manusia lalai dan melupakan Allah SWT. Ketika dua hal ini ada pada diri manusia, ternyata membuat mereka malas untuk taat kepada Allah SWT.
Manajemen Sakit
Kita semua tentu bersepakat, bahwa sesuatu yang lazim terjadi bila sebagian dari kita lebih banyak berkeluh kesah dan meratapi derita tatkala sakit. Ini input pikiran yang salah kaprah. Akibatnya, tubuh kita menjadi lunglai, wajah kuyu dan pudar cahayanya, serta senantiasa dibayang-bayangi oleh perasaan pesimis. Padahal, semakin banyak kita mengeluh, maka akan semakin terasa pula sakitnya. Yang paling membahayakan adalah bila pikiran kita tidak terkuasai dengan baik, biasanya kita akan menerawang jauh dengan realita yang ada didramatisasi sedemikian rupa sehingga segalanya dipersulit dan dihiperbola. Bila yang Anda lakukan seperti ini, haqqul yakin, kondisi sakit Anda akan semakin parah...
"Hidup adalah seperti apa yang kamu pikirkan." Begitu menurut teorinya. Ya, otak adalah pusat pengolahan data yang diperoleh oleh indera. Dalam kehidupan, otak selalu dikaitkan dengan pikiran. Memang, tanpa otak kita tidak bisa berpikir. Lalu, bagaimana bisa, hidup ini adalah seperti apa yang dipikirkan.
Makna kias ini mungkin muncul karena otak mampu mensugesti diri kita untuk bertindak ataupun tidak bertindak. Jika kita memikirkan hal buruk tentang diri kita, maka tubuh akan cenderung melakukan hal buruk, begitu juga sebaliknya. Otak mensugesti diri untuk memunculkan semangat, ataupun tidak semangat, dan banyak lagi, termasuk juga kesembuhan.
Sugesti yang dimunculkan otak, membuat kita memiliki alternatif untuk mengarungi kehidupan. Pikiran baik dan pikiran buruk yang dimasukkan oleh sugesti ini, atau yang sering kita sebut dengan "Positve thinking" dan "Negative thinking".
Kita disarankan untuk mengelola positive thinking secara terus menerus dan mengabaikan negative thinking. Sebab dengan positive thinking akan menghasilkan energi positif yang membuat kita bergairah untuk menjalani kehidupan. Jika kita berpikir positif bahwa penyakit kita akan sembuh, maka kita akan tetap bergairah menghadapi saat-saat yang sulit seperti di kala sakit.
Penting pula diingat, ucapan lisan berupa keluhan dan kecengengan sesungguhnya akan memberikan stimulus pada otak untuk berpikir negatif. Karena itulah bahwa lisan kita di saat menghadapi penyakit, janganlah digunakan untuk berkeluh kesah atau mengeluh tapi sebaiknya gunakanlah untuk berdzikir. Gunakan pula waktu luang di saat sakit untuk mendekatkan diri dengan Allah, bukan semata-mata kita habiskan untuk meratapi rasa sakit itu sendiri.
Sekaitan dengan hal ini, marilah kita mengingat kembali sabda Nabi Muhammad SAW yang mewsiatkan kepada kita, bahwa sebaik-baiknya dzikir adalah kalimat "Laa ilaaha illallaah". Makna "Laa ilaaha illallaah" disini sebagaimana dijelaskan oleh beberapa ulama adalah : "Tiada tuhan yang berhak menerima ibadah kecuali Allah SWT."
Daripada Anda mengerang, mengeluh, atau mengaduh, maka gantilah dengan dzikir "Laa ilaaha illallaah" sebanyak yang Anda mampu dan seikhlas yang Anda bisa. Insya Allah perasaan sakit dan pesimisme akan berubah menjadi senyum dan keceriaan. Oleh karena itu, untuk mengisi waktu luang jadikanlah tasbih sebagai sahabat Anda. Gunakanlah tasbih itu untuk berdzikir "Laa ilaaha illallaah". Insya Allah pula ini akan menjadi amalan saleh Anda di kala sakit, daripada Anda terus berkeluh kesah dan membiarkan waktu luang berlalu begitu saja dalam kesakitan.
Disamping dengan dzikir "Laa ilaaha illallaah" Anda juga bisa mendawamkan Shalawat Penyembuh atau Shalawat Thibbiyyah. Dan inilah Shalawat Thibbiyyah yang dimaksudkan :
"Allaahumma sholli 'ala sayyidinaa muhammadin thibbil quluubi wa dawa'ihaa wa 'afiyatil aabdaani wa syifaa ihaa wa nuuril aabshoori wa dhiyaa ihaa wa 'ala aalihi wa shahbihi wa baarik wa sallim"
Artinya : "Ya Allah, sampaikan shalawat kepada junjungan kami Muhammad, sang penyembuh dan obat hati, sang penyehat dan penawar badan, sang penerang dan cahaya mata dan hati, dan juga shalawat dan salam kepada para keluarganya dan para sahabatnya."
Caranya adalah sebagaimana yang diajarkan oleh Syeikh Hasyim al-Khatib, yaitu dengan meletakkan tangan di pelipis kanan, lalu bacalah shalawat tersebut dengan hati khusyuk sebanyak 10x. Dengan izin Allah, shalawat ini akan menyempurnakan penyembuhan.
Dawamkanlah membaca shalawat Thibbiyyah dalam menghadapi penyakit. Ketika rasa sakit akibat penyakit itu datang, dzikirkanlah shalawat tersebut dengan hati khusyuk serta dengan sikap merendah diri kepada Allah SWT.
Ingatlah, bahwa sakit yang menimpa kita datang dari Allah... Dan tubuh kita ini adalah milik Allah. Pantaskah kita marah, kecewa, berkeluh kesah, dan protes dengan ketentuan-Nya atas tubuh kita? Tidakkah kita menginginkan sakit yang menimpa kita menjadi suatu kenikmatan yang mendekatkan kita kepada Allah?
Sesungguhnya, banyak hikmah yang bisa dipetik dari sakit yang menimpa diri kita. Salah satunya, dengan sakit, akan mengingatkan kita terhadap nikmat yang telah Allah berikan kepada kita di saat kita sehat. Bukankah di saat sehat kita tidak menyadari bahkan kurang mensyukuri akan nikmat kesehatan tersebut?
Hendaklah kita bersabar dan ridho terhadap sakit yang menimpa kita. Dengan bersabar, kita akan mendapatkan apa yang dijanjikan Allah terhadap orang yang bersabar : "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas" (QS. Az-Zumar:10). Karena itulah, mari kita isi penderitaan kita di saat sakit dengan berbagai amalan saleh, seperti yang telah saya beberkan di atas.
Insya Allah, dengan mengaplikasikan amalan ini, maka kesembuhan akan segera Anda peroleh. Tentu atas keridhoanNya semata. Amiin yaa robbal 'alamiin.....
ADS HERE !!!